PENYALAAN DAN PENGAYUNAN LAS BUSUR LISTRIK "cara mengayunkan electrode agar dapat mewujudkan hasil pengelasan yang baik"

1. Menyalakan Dan Mematikan Elektroda 
Untuk menyalakan atau membuat nyala busur listrik perlu diperhatikan mesin las yang digunakan. Jika mesin las yang digunakan adalah mesin las AC, maka menyalakan dengan menggoreskan elektroda yang sudah terjepit pada penjepit elektroda, pada benda kerja yang sudah terhubung dengan kabel massa. Arah penggoresan elektroda membentuk busur atau seperti cara menggoreskan korek api, seperti terlihat pada gambar (A), adapun cara menyalakan las DC dengan cara menggoreskan dengan arah naik turun, seperti terlihat pada gambar (B), elektrodadigerakkan lurus kebawah sampai menyentuh benda kerja kemudian diangkat diameter elektroda.


Setelah nyala busur listrik terjadi, maka posisi elektroda harus tetap dijaga pada jarak tertentu dari benda kerja agar nyala busur listrik yang terjadi dapat menyala secara kontinyu. Selama elektroda menyala, maka elektroda akan berkurang sehingga jarak ujung elektroda (panjang busur nyala) dengan benda kerja akan semakin renggang. Untuk menjaga agar panjang busur nyala tetap sama, maka pemegang elektroda harusditurunkan secara perlahan-lahan.

2. Mematikan Busur Listrik
Setelah satu bagian pengelasan selesai maka nyala busur listrik harus dimatikan. Cara mematikan nyala busur harus hati-hati, karena mematikan busur nyala berarti mengakhiri proses pengelasan yang berada pada ujung rigi las. 
Agar ujung akhir pengelasan tidak keropos dan terlalu tinggi atau rendah, maka cara mematikan nyala busur harus benar. Untuk memutuskan dan mematikan lengkung listrik las dari benda kerja dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Cara pertama: 
- elektroda diangkat dan diturunkan sedikit kemudian di tarik keluar. (perhatikan gambar),


Cara kedua:
- elektroda diangkat sedikit dan diturun kan kembali sambil dilepas dengan cara mengayunkan kekiri atas.  (lihat gambar)


3. Menyambung Pada Alur Las
Bila elektroda harus diganti sebelum pengelasan selesai, maka untuk menyambung pengelasan , busur perlu dinyalakan lagi, menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 25 mm di muka las berhenti (lihat gambar). Elektroda digerakkan kebawah las dan diisi hingga sama besar dengan alur sebelumnya.


Rangkuman :
Menyalakan atau membuat nyala busur listrik perlu diperhatikan mesin las yang digunakan.
Memutuskan dan mematikan lengkung listrik las dari benda kerja dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
- elektroda diangkat dan diturunkan se dikit kemudian di tarik keluar.
- elektroda diangkat sedikit dan diturun kan kembali sam- bil dilepas dengan cara mengayunkan kekiri atas. Menyalakan busur untuk menyambung pengelasan , dilakukan pada tempat kurang lebih 25 mm di muka las berhenti.

Tugas :
 Alat dan Bahan 

1. mesin las 1 buah
2. kabel massa Sesuai kebutuhan 
3. pemegang elektroda 1 buah
4. tang massa 1 buah
5. palu terak 1 buah
6. tang penjepit 1 buah
7. sikat kawat 1 buah
8. elektroda 1 buah
9. material st 37 1 lembar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktik (jaket/apron).
2. Gunakan alat keselamatan seperti: pelindung muka, kaca mata las, resipator, sarung tangan, sepatu las.
3. Jangan memegang benda kerja sesaat setelah proses pengelasan, apabila akan memegang benda kerja gunakan tang panas atau sarung tangan.
4. Sewaktu busur listrik menyala jangan sekali-kali melihat dengan mata telanjang (tanpa kaca mata las).
5. Letakkan benda kerja panas pada tempat yang aman, jangan mengenai benda-benda yang berbahaya misal: kabel elektroda atau kabel massa dan benda-benda mudah terbakar.

Langkah Kerja
1. Mesin las disiapkan dan stel amperenya sesuai kebutuhan.
2. Siapkan alat bantu seperti sikat las, palu las, dan tang penjepit.
3. Tempatkan benda kerja diatas mej las dan pasangkan klem massa sebaik mungkin agar pada saat pengelasan terjadi sirkuit listrik yang baik. Pasangkan elektroda pada tang las dan siap untuk memulai pengelasan.
4. Atur jarak busur listrik dijauhkan sebesar 2 x ø elektroda, untuk pemanasan bahan dasar.
5. Kembalikan pada jarak semula 1 x ø elektroda.
6. Bersihkan terak dari kawah las.
7. Mintalah petunjuk guru/Instruktur apabila ada hal-hal yang belum jelas.
8. Lakukan seluruh pekerjaan dengan tekun dan penuh disiplin (tidak ceroboh).

Tes Formatif :
1. Sebutkan dan jelaskan tiga gerakan elektroda pada waktu proses pengelasan?
2. Jelaskan dengan singkat cara menyalakan busur listrik?
3. Jelaskan dengan singkat cara memastikan nyala busur listrik? 

Kunci Jawaban Tes Formatif :
1. a. Gerakan turun sepanjang sumbu elektroda, gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak elektroda dan benda kerja agar nyala busur listrik tetap.
b. Gerakan ayunan elektroda, gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar alur las yang dikehendaki. 
c. Gerakan ayunan ke atas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan ke bawah menghasilkan alur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan ke atas lebih dangkal dari pada ayunan ke bawah. 

2. Menyalakan Busur Listrik.
a. Dengan Cara Menggoreskan.
Elektroda dipegang secara menyudut dan ujung elektroda digoreskan pada permukaan benda kerja, (bisa dilakukan mesin las AC)
b. Dengan Cara Mengetuk Atau Menyentuhkan. 
Elektroda dipegang secara tegak lurus. Elektroda diketukkan/disentuhkan naik turun hingga terjadi busur listrik (bisa digunakan pada mesin las DC).

3. Cara Mematikan Busur Listrik.
a. Elektroda diangkat dan diturunkan sedikit dan diturunkan sedikit kemudian ditarik keluar.
b. Elektroda diangkat sedikit dan diturunkan kembali sambil dilepas dengan cara mengayunkan kekiri atas.

E V A L U A S I
Untuk mengetahui kemampuan belajar siswa didik perlu diadakan tes formatif, motorik maupun produk dari hasil belajar siswa. Dan diakhir modul ini, dillakukan dengan memberikan soal evaluasi sebagai berikut :
Soal Evaluasi :
1. Kumparan primer suatu transformator dialiri arus 5 A dengan tegangan 4800 volt. Arus pada kumparan sekunder 90 A dengan tegangan 240 volt. 
Tentukan efesiensi transformator tersebut. 
2. Jelaskan pengaruh jarak busur pada hasil las. 
3. Suatu tansformator mempunyai kumparan primer dengan 400 lilitan dan kumparan sekunder dengan 100 lilitan. Terminal primer disambung ketegangan sumber 220 volt.
a. berapa tegangan yang keluar pada terminal lilitan sekunder?
b. Transformator ini termasuk jenis step-up atau step-down? 

Kunci Jawaban Soal Evaluasi :

1. Diketahui Is = 90 A
= 5 A
= 240 Volt
= 4800 Volt
Daya input : 
 Pin = Vp.Ip = 4800 x 5 = 24000 VA
 = 24 KVA
Daya output:
 Pout = Vs.Vis = 240 x 90 = 21600 VA
Efesiensi : ? = 
(Pout/Pin) x 100 % = 90%
2. Jarak busur (L) yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat las.
a. Bila jarak busur tepat (L=D), maka cairan elektroda akan mengalir mengendap dengan baik.
Hasilnya: - rigi-rigi las halus dan baik,
- tembusan las baik,
- percikan teraknya halus.


b. Bila jarak busur terlalu besar (L>D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola cairan elektroda.
Hasilnya : - rigi-rigi las kasar,
- tembusan las dangkal
- percikan teraknya kasar, 
- keluar dari alur las.


c. Bila busur las terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan yang elektroda pada pengelasan.
Hasilnya:
- elektroda sering melekat pada benda kerja,
- rigi-rigi las tidak merata, 
- tembusan las tidak baik, 
- kampuh las terlalu kecil, 
- percikan teraknya kasar dan berbentuk bola. 


3. Ns = 400
Np = 100 
n =(Ns/Np)= 4

a. tegangan pada terminal sekunder
Vs = n Vp = 4 (220 Volt) = 880 volt
b. karena harga n lebih besar dari 1, maka termasuk transformator step-up.

Kriteria Kelulusan






0 Response to "PENYALAAN DAN PENGAYUNAN LAS BUSUR LISTRIK "cara mengayunkan electrode agar dapat mewujudkan hasil pengelasan yang baik""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel