berbagai Posisi 1 F, 2 F dan 1G Teknik Pengelasan Las Listrik
Sambungan Las
Mutu hasil pengelasan selain tergantung dari pelaksanaannya juga ditentukan oleh persiapan sebelum pengelasan. Karena itu pengawasan pengelasan dilakukan semenjak persiapan pengelasan, pada waktu pengelasan dan sesudah pengelasan. Yang termasuk pekerjaan persiapan pengelasan diantaranya adalah persiapan material/bahan induk .
Mutu hasil pengelasan selain tergantung dari pelaksanaannya juga ditentukan oleh persiapan sebelum pengelasan. Karena itu pengawasan pengelasan dilakukan semenjak persiapan pengelasan, pada waktu pengelasan dan sesudah pengelasan. Yang termasuk pekerjaan persiapan pengelasan diantaranya adalah persiapan material/bahan induk .
Bahan induk yang dipergunakan pada setiap konstruksi harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik tentang jenis dan mutunya maupun ukuran-ukurannya, selanjutnya untuk dilaksanakan oleh juru las. Dengan memahami jenis dan ukuran bahan induk serta bentuk sambungan dengan simbol-simbol pengelasan, Anda akan dapat melaksanakan pekerjaan pengelasan dengan benar. Berikut ini jenis-jenis sambungan yang perlu diketahui sebelum pelaksanaan pengelasan.
Jenis-jenis sambungan
Beberapa standar telah mengatur jenis sambungan las, namun pada dasarnya dibagi menjadi lima jenis sambungan, yaitu :
a. Sambungan tumpul (butt joint)
b. Sambungan sudut (corner joint)
c. Sambungan T (T – joint)
d. Sambungan tumpang (lap joint)
e. Sambungan tepi (edge joint)
Sumber : Welding Handbook AW
Pembuatan Kampuh Las
Pembuatan kampuh las dapat di lakukan dengan beberapa metode, tergantung bentuk sambungan dan kampuh las yang akan dikerjakan.
Metode yang biasa dilakukan dalam membuat kampuh las, khususnya untuk sambungan tumpul dilakukan dengan mesin atau alat pemotong gas (brander potong). Mesin pemotong gas lurus (Straight Line Cutting Machine) dipakai untuk pemotongan pelat, terutama untuk kampuh- kampuh las yang di bevel, seperti kampuh V atau X, sedang untuk membuat persiapan pada plat dapat dipakai Mesin pemotong gas lingkaran (Circular Cutting Machine) atau dengan brander potong manual atau menggunakan mesin bubut.
Namun untuk keperluan sambungan sudut (fillet) yang tidak memerlukan kampuh las dapat digunakan mesin potong pelat (guletin) berkemampuan besar, seperti Hidrolic Shearing Machine. Adapun pada
sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih teliti, karena tiap kampuh las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I yang tidak memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja.
Kampuh V dan X ( Single Vee dan Double Vee )
Untuk membuat kampuh V dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
f. Potong sisi plat dengan sudut ( bevel ) antara 30 - 350
g. Buat "root face" selebar 1 - 3 mm secara merata dengan
menggunakan mesin gerinda dan/atau kikir rata. Kesamaan tebal/lebar permukaan "root face" akan menentukan hasil penetrasi pada akar (root)
Kampuh U dan J.
Pembuatan kampuh U dan J dapat dilakukan dengan dua cara :
- Melanjutkan pembuatan kampuh V (Single Vee) dengan mesin gerinda sehingga menjadi kampuh U atau J.
- Dibuat dengan menggunakan teknik "gas gouging", kemudian dilanjutkan dengan gerinda dan /atau kikir.
Setelah dilakukan persiapan kampuh las, baru dirakit (dilas catat) sesuai dengan bentuk sambungan yang dikerjakan.
Las Catat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan las catat (tack weld)adalah sebagai berikut : - Bahan las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan karat. - Pada sambungan sudut cukup di las catat pada kedua ujung sepanjang penampang sambungan ( tebal bahan tersebut ).
Bila dilakukan pengelasan sambungan sudut ( T ) pada kedua sisi, maka konstruksi sambungan harus 900 terhadap bidang datarnya.
Bila hanya satu sisi saja, maka sudut perakitannya adalah 300 - 500 menjauhi sisi tegak sambungan, yakni untuk mengantisipasi tegangan penyusutan / distorsi setelah pengelasan.
Pada sambungan tumpul kampuh V, X, U atau J perlu dilas catat pada beberapa tempat, tergantung panjang benda kerja.
Untuk panjang benda kerja yang standar untuk uji profesi las (300 mm) dilakukan tiga las catat, yaitu kedua ujung dan tengah dengan panjang las catat antara 15 -30 mm atau tiga sampai empat kali tebal bahan las.
Sedang untuk panjang benda kerja dibawah atau sama dengan 150 mm dapat
dilas catat pada kedua ujung saja.
Penempatan Bahan Las dan Posisi Elektroda
Penempatan bahan pada pengelasan pelat posisi di bawah tangan adalah posisi di mana bahan atau bidang yang dilas ditempatkan secara rata ( flat ) atau sejajar dengan bidang horizontal, baik pada sambungan sudut maupun pada sambungan tumpul.
Sedangkan penempatan bahan pada pengelasan posisi horizontal adalah penempatan di mana bidang yang dilas mendatar dan memanjang pada bidang horizontal.
Arah dan Gerakan Elektroda
Arah pengelasan ( elektroda ) pada proses las busur manual adalah arah mundur atau ditarik, sehingga bila operator las menggunakan tangan kanan, maka arah pengelasan adalah dari kiri ke kanan. Demikian juga sebaliknya, jika menggunakan tangan kanan, maka tarikan elektroda adalah dari kanan ke kiri. Namun, pada kondisi tertentu dapat dilakukan dari depan mengarah ke tubuh operator las.Dalam hal ini, yang terpenting adalah sudut elektroda terhadap garis tarikan elektroda sesuai dengan ketentuan ( prosedur yang ditetapkan ) dan busur serta cairan logam las dapat terlihat secara sempurna oleh operator las.
Pada pengelasan sambungan T maupun pada sambungan tumpul posisi di bawah tangan (1F/1G) secara umum untuk jalur pertama adalah ditarik tanpa ada ayunan elektroda, tapi untuk jalur kedua dan selanjutnya sangat tergantung pada kondisi pengelasan itu sendiri, sehingga dapat dilakukan ayunan atau tetap ditarik seperti jalur pertama.
Sedangkan pada posisi horizontal, baik untuk sambungan sudut / T atau sambungan tumpul (2F/2G) secara umum tidak dilakukan ayunan/ gerakan elektroda ( hanya ditarik ) dengan sudut yang sesuai dengan prosedurnya.
Khusus untuk gerakan elektroda pada pengelasan sambungan sudut (fillet ) posisi tegak naik ( misalnya pada sambungan T dan sambungan sudut luar atau dalam ) dapat dilakukan gerakan ½ lingkaran atau segi tiga.
Posisi Pengelasan
Posisi pengelasan untuk sambungan las fillet (sudut) dan sambungan las tumpul untuk pengelasan pelat masing-masing terdiri dari 4 (empat) posisi pengelasan, yaitu posisi bawah tangan, mendatar, tegak dan atas kepala. Untuk penjelasan posisi pengelasan sambungan tumpul dan sambungan sudut pelat perhatikan gambar
Sumber : Welding Handbook KOBELCO
0 Response to "berbagai Posisi 1 F, 2 F dan 1G Teknik Pengelasan Las Listrik"
Post a Comment